Kamis, 06 Desember 2012

TUHAN TIDAK SAYANG PADAKU


“Tuhan tidak sayang padaku, Ustadzah!!!” curhat Ana pada ustadzah Tiwi, guru ngaji dan teman curhatnya. Malam itu ustadzah Tiwi tiba-tiba didatangi Ana dan memeluknya erat sambil menangis.

“Ada apa, Ana? Malam-malam begini tiba-tiba ke rumah sambil nangis lagi...” tanya ustadzah Tiwi dengan suara pelan.

“Pokoknya Tuhan nggak sayang padaku, Ustadzah,” Ana menjawab.

“Tidak sayang kenapa? Bukankah Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang?” ustadzah Tiwi mencoba menasihati.

“Tidak! Di mana sayangnya? Berbagai masalah selalu datang silih berganti, Ustadzah... huuu huuu... nggak pernah selesai dan nggak ada yang mengerti aku, Ustadzah,” tangis Ana makin menjadi.

“Ya sudah... sudah... sekarang kamu tenang dulu. Aku buatkan minum dulu ya. Kamu mau minum apa?” ustadzah Tiwi mencoba menenangkan Ana.

Nggak usah repot-repot, Ustadzah. Aku cuma mau curhat aja kok. Tapi kalau ada susu kedelai kesukaanku juga boleh...” jawab Ana dengan isak tangis yang sudah sedikit reda.

Selesai membuatkan susu, ustadzah Tiwi kembali menemui Ana untuk membantunya meredam amarahnya. “Ana, kenapa kamu mengatakan Tuhan tidak sayang padamu? Cobalah tenang... berpikir kembali dengan kepala dingin,” ucap ustadzah Tiwi.

Sambil menyapu air mata Ana, dengan suara halus ustadzah Tiwi melanjutkan,”Sekarang aku mau tanya, sebenarnya yang tidak sayang itu Tuhan apa kita sendiri yang tidak sayang kepada Tuhan?”

Mendengar ucapan ustadzahnya itu, Ana terdiam. Glukk... suara itu terdengar di kerongkongannya.

“Ana, seberapa besar sih masalahmu? Justru semakin besar ujian yang diberikan Tuhan itu menunjukkan semakin besarnya kemampuanmu. Dia menaikkan kelas hamba-Nya dengan ujian, bukan dengan kesenangan. Di sekolahmu kamu juga seperti itu kan?” ustadzah Tiwi menasihati.

 “Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus’ahaa. Masih ingat ‘kan ayat terakhir surat Al-Baqarah itu? Tidaklah Dia memberikan beban/ujian kepada umatnya kecuali sesuai dengan kemampuannya. Nah, seberapa besar kemampuanmu itulah yang Dia berikan. Menurut ayat itu tadi, besarnya ujian yang kamu terima mengisyaratkan bahwa Dia sebenarnya memberitahumu betapa besar kemampuanmu untuk memecahkan banyak masalah. Is that right?” tegas ustadzah Tiwi.

Ana mengangguk...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar